Pada
hari Sabtu, 27 Februari 2016, kami murid-murid SMP Labschool Jakarta akan
dilantik menjadi anggota pramuka penggalang. 19 orang tidak mengikuti kegiatan
ini, namun mayoritas dari kami mengikutinya. Kami akan dilantik di Studio Alam
TVRI, Depok. Tempat ini sering digunakan sebagai lokasi syuting. Setelah
dilantik, kita akan mendapat badge nomor gugus depan alias gudep yang dipasang
di bagian lengan atas kanan pada seragam.
Aku
berangkat dari rumah pada pukul 5:50 WIB dan sampai di sekolah pukul 6:05 WIB.
Kebetulan, di depan pintu lobby sekolah, aku bertemu dengan kedua temanku. Di
hari sebelumnya, kami mengecat tongkat pramuka kita di rumahku dan dia
menitipkan tongkatnya padaku, sehingga aku bisa langsung memberikan tongkat itu
kepadanya. Kami berjalan melewati lorong merah (yang sudah tidak lagi merah),
lorong SMA hingga akhirnya kami sampai di lapangan hall masjid SMP Labschool
Jakarta. Kami diperintahkan untuk berbaris sesuai regu pada pukul 6:30 WIB,
kakak pelatih menyuruh kami berkumpul menggunakan peluit yang ditiup
berkali-kali, yang artinya berkumpul. Kami pun melakukan yang sesuai
diperintahkan. Setelah itu, kami melaksanakan apel pagi dan mendapat sambutan
dari kepala sekolah SMP Labchool Jakarta.
Setelah
itu, kami berjalan menuju tronton. Terdapat 6 tronton, 3 tronton laki-laki dan
3 tronton perempuan. Aku dan reguku , Regu Aster, memasuki tronton nomor 5.
Selama perjalanan, kami mengobrol dan bercanda gurau bersama. Di tengah
perjalanan, kami sudah sedikit lelah, beberapa dari kami memilih untuk tidur,
ada yang berdiam diri, namun ada yang masih aktif mengobrol dan tertawa. Tanpa
disadari, kami telah sampai di lokasi pelantikan, yaitu Studio Alam TVRI, di
daerah Depok. Kami satu persatu turun dari tronton dan berjalan menuju lapangan
utama, tempat kumpul pertama. Ditengah perjalanan menuju kesana, kami melihat
proses syuting sedang berlangsung. Aku memeperhatikan tata letak lighting,
kamera dan pemain film dengan seksama, aku juga melihat mereka menggunakan
clapperboard ala Hollywood yang digunakan untuk sync audio pada sebuah film.
Aku memang ingin bekerja dibalik layar, dan itu pertama kali aku melihat proses
syuting secara langsung.
Sesampainya
di lapangan utama, yang berupa lapangan hijau dengan tenda simpel dan rumah
adat, serta tiang bendera yang memiliki 3 bendera, yaitu bendera Indonesia,
bendera pramuka dan satu bendera lain yang aku lupa namanya. Kami berbaris
sesuai regu dan melakukan pembukaan, disambut oleh pelatih pramuka. Ia
menjelaskan bahwa kami disini akan dilantik dan akan menjalani beberapa
rintangan untuk mendapat badge gudep yang merupakan tanda pelantikan.
Setelah
itu, kami diberikan tugas pertama, berupa 2 lembar kertas, yaitu satu lembar
kertas berisi jenis-jenis badge yang akan kita dapat bila dilantik menjadi
anggota pramuka penggalang, penggalang ramu, penggalang rakit, dan lain-lain.
Kertas yang satu lagi merupakan tugas pertama tiap regu, yaitu menerjemahkan
suatu kata atau kalimat dari sandi kotak, kode morse, dan beberapa jenis sandi
dan kode lainnya, kecuali binary code.
Setelah
selesai, kami memberikan tugas itu kepada kakak pelatih dan kami diperintahkan
untuk berbaris. Lalu dipanggillah Regu Aster, Regu Serigala dan Regu Teratai,
yang akan memulai perjalanan ke pos 1, yaitu Tri Satya. Di pos pertama, kami
diuji ingatannya dengan setoran hafalan Dasa Darma dan Tri Satya dan memberikan
contoh penerapan Dasa Darma dan Tri Satya pada kehidupan sehari hari. Setelah
itu, kami melanjutkan perjalanan ke pos kedua, yaitu Semaphore. Kami me-review
ingatan kami akan semaphore dua kali lalu kakak pelatih memberikan soal. Ia
membentuk satu atau dua kata menggunakan semaphore dan kita harus menebak dan
menerjemahkan artinya.
Pada
pos ketiga, kami diperintahkan untuk membuat tandu, melatih skill tali temali
kami. Kami harus membuat tandu menggunakan simpul pangkal, simpul jangkar dan
simpul mati. Bila kami tidak mengerti, kakak pelatih ataupun kakak kelas akan
selalu siap membantu mengajarkan kita sampai mengerti. Setelah selesai membuat
tandu, teman kami yang paling ringan harus digotong menggunakan tandu yang
telah kami buat. Pada pos keempat, teman kami yang tadi diumpamakan sebagai
korban, sementara kami harus menyelamatkan dia. Korban bisa saja mempunyai luka
di dada, di kepala, di kaki, dan lain-lain. Kami harus melewati
rintangan-rintangan. Rintangan pertama adalah kami harus jongkok ketika membawa
korban. Rintangan kedua adalah tidak menginjak bambu di tanah yang diumpamakan
sebagai bom. Rintangan ketiga adalah melewati tali lewat atas, bawah, lalu
tengah. Rintangan keempat adalah memasukan korban kedalam hulahoop. Rintangan
keempat adalah hanya boleh menginjak huruf yang sudah di setting di tanah oleh
kakak-kakak pelatih. Terakhir, kami memasukan teman kami kedalam hulahoop lagi,
yang dianggap sebagai pintu keluar.
Setelah
itu, kami mengembalikan tandu dan kembali ke tempat kumpul awal. Sesampainya
disana, kami melakukan sedikit PBB menggunakan tongkat untuk mengetes skills
PBB kami. Setelah itu, kami dibolehkan untuk istirahat sejenak, makan snack-snack
yang telah dibawa, namun belum boleh makan makanan berat. Setelah itu, kami
sholat di masjid Studio Alam TVRI. Pada pukul 12:30, kami makan bersama di
rumput, menggunakan tiker sebagai alas.
Setelah
itu, kami gladi resik untuk pelantikan pramuka. Kak Kris memperbaiki beberapa
kesalahan kami. Lalu pelantikan pramuka penggalang pun dimulai. Setelah
pelantikan selesai, kami diberikan nomor gugus depan. Untuk laki-laki adalah
03-359 sementara untuk perempuan adalah 03-360. Setelah itu, kami menyaksikan
penampilan Semaphore yang telah memenangkan juara dua pada suatu perlombaan
semaphore pada Senin, 22 Februari lalu.
Setelah
itu kami kembali ke tronton untuk kembali pulang. Kami masih tidak lelah dan
masih bercanda tawa di dalam tronton. Kami sampai di sekolah pada pukul 5:10
WIB. Kami berangkat membawa perlengkapan yang dibutuhkan namun pulang membawa
tanda pelantikan dan kenangan serta pengalaman yang berkesan dan tak
terlupakan.
ANANDA DEWAYANI 7G
ANANDA DEWAYANI 7G
No comments:
Post a Comment